Bijak kadang juga sensasional, begitulah petuah-petuah Kyai sepuh yang juga tokoh nasional KH. Maimoen Zubair. Kali ini pesan bijak beliau saya kutip dari akun facebook akhina Ma Ziltu Tholiban via Wartaislami tentang sholat subuh yang tidak sengaja diakhirkan (kesiangan).
Dalam statusnya Ma Ziltu Thaliban menceritakan kembali dawuh mbah Maimoen yang pernah ia dapat sewaktu ia mengikuti pengajian setiap hari ahad. “Ingat dawuhe Syekh Maimun Zubair Sarang waktu ngaji ahadan beberapa waktu lalu. Beliau dawuh”.
“Ono ulama’ sing dawuh, Sholat subuh kawanen iku luwih apik ketimbang sholat subuh ora kawanen nanging bar subuh mapan turu.” (Ada sebagian Ulama’ berkata, Sholat subuh kesiangan(Shalat subuh di akhir waktu) itu lebih baik daripada sholat subuh tepat waktu tapi setelah subuh tidur).
Tentu, dawuh tersebut tidak bisa dimaknai sebagai pesan yang ‘melegalkan’ sholat subuh kesiangan akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah bahwa betapa jeleknya tidur setelah subuh, selain bisa merusak kesehatan ternyata banyak juga efek negatif yang ditimbulkan dari tidur setelah subuh baik secara jasmani, rohani, maupun psikis.
Dari aspek tata bahasa, kata ‘kesiangan’ juga menunjukkan aktifitas bangun siang yang terjadi karena ketidak sengajaan.
Namun demikian sholat subuh tepat waktu dan tidak tidur setelahnya lebih afhal dan yang paling utama dengan seabrek keutamaan yang diperolehnya.
Dari aspek tata bahasa, kata ‘kesiangan’ juga menunjukkan aktifitas bangun siang yang terjadi karena ketidak sengajaan.
Namun demikian sholat subuh tepat waktu dan tidak tidur setelahnya lebih afhal dan yang paling utama dengan seabrek keutamaan yang diperolehnya.
Dalam kitab Tadzkiroh karya Imam Jalaluddin Assuyuti dijelaskan bahwa;
Tidur di permulaan siang (pagi hari) disebut ﻋﻴﻠﻮﻟﺔ yaitu (menyebabkan) kefakiran.
Tidur di waktu dluha disebut ﻓﻴﻠﻮﻟﺔ, (menyebabkan) kelemahan/lesu pada badan.
Tidur ketika tergelincir matahari (zawal) disebut ﻗﻴﻠﻮﻟﺔ, dapat menambah (kecerdasan) akal.
Tidur setelah zawal disebut ﺧﻴﻠﻮﻟﺔ ,dapat menghalangi antara orang itu dan sholat.
Dan tidur di akhir siang (sore hari) disebut ﻏﻴﻠﻮﻟﺔ, dapat menyebabkan binasa.
Tidur di permulaan siang (pagi hari) disebut ﻋﻴﻠﻮﻟﺔ yaitu (menyebabkan) kefakiran.
Tidur di waktu dluha disebut ﻓﻴﻠﻮﻟﺔ, (menyebabkan) kelemahan/lesu pada badan.
Tidur ketika tergelincir matahari (zawal) disebut ﻗﻴﻠﻮﻟﺔ, dapat menambah (kecerdasan) akal.
Tidur setelah zawal disebut ﺧﻴﻠﻮﻟﺔ ,dapat menghalangi antara orang itu dan sholat.
Dan tidur di akhir siang (sore hari) disebut ﻏﻴﻠﻮﻟﺔ, dapat menyebabkan binasa.
Semoga pesan KH. Maimoen Zubair ini bermanfaat dan menjadi tambahan wawasan dalam melaksanakan amaliah kita sehari-hari. Makin bijak dan tak gampang menyalah-nyalahkan ibadah seseorang.
Dari pada habis subuhan terus tidur lagi, mending ngaji baca Al quran, terus olah raga pagi atau apa sejenisnya, lari pagi lah, sekedar jalan jalanlah atau duduk manis sambil dengerin tausiah pagi juga oke tuh, badan jadi seger dan kalau hari kerja engga mungkin telat berangkat karena kesiangan.
0 Response to "Mbah Maimoen: Shalat Subuh Kesiangan Lebih baik Daripada Tidur Setelah Shalat Subuh"
Posting Komentar